ekosistem darat
TIPE-TIPE EKOSISTEM | EKOSISTEM DARAT
Setiap
ekosistem memiliki spesies dominan yang berbeda. Ekosistem pesisir
memiliki spesies dominan yang berbeda dengan ekosistem hutan pegunungan.
Biasanya ekosistem pesisir didominasi oleh vegetasi hutan pantai dan vegetasi hutan mangrove.
Macam
spesies yang dominan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
biotik maupun faktor abiotik. Misalnya, jika yang dominan tumbuh
Meranti maka akan tumbuh Hutan Meranti. Karena itu dapat kita temukan
ekosistem tumbuhan dominan, misalnya ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan sagu, ekosistem alang-alang.
Kalau
faktor abiotiknya yang didominasi oleh air, maka ekosistem perairan
juga bermacam-macam. Ada ekosistem air tawar, ada ekosistem air laut,
dan air payau. Dalam setiap ekosistem terdapat ciri-ciri komunitas yang
menonjol.
Ada berbagai tipe ekosistem yang dapat dijumpai di
permukaan bumi. Besaran luasnya ekosistem tidak dapat ditentukan secara
pasti.
Berbagai ekosistem di bumi mengadakan interaksi berbentuk
biosfer. Jadi biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh organisme,
yang terdiri atas berbagai ekosistem yang saling berinteraksi.
Biosfer dapat dipandang sebagai ekosistem yang sangat besar. Secara garis besar, Ekosistem dapat dibedakan menjadi Ekosistem Darat, Ekosistem Air dan Ekosistem Buatan (Binaan) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
EKOSISTEM DARAT
Ekosistem
darat adalah ekosistem yang faktor lingkungan eksternalnya didominasi
oleh daratan. Ekosistem dapat dibedakan
menjadi ekosistem darat alami dan Ekosistem Suksesi :
Ekositem Darat Alami
Ekosistem
darat alami adalah ekosistem yang tumbuh dan berkembang secara alami.
Berdasarkan topografinya ekosistem darat alami di Indonesia dapat
dibedakan menjadi Ekosistem vegetasi pamah, ekosistem vegetasi
pegunungan, dan ekosistem vegetasi munson
1) Ekosistem Vegetasi Pamah,
Ekosistem
ini membentang dari ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas permukaan
laut. Vegetasi berupa hutan belukar. Sebagian besar hutan di Indonesia
tergolong ekosistem vegetasi pamah. Vegetasi yang terdapat dalam
ekosistem ini terdiri dari vegetasi darat dan rawa.
Vegetasi rawa
adalah vegetasi yang terdapat di daerah yang berawa, yang tergenang
air. Vegetasi darat adalah vegetasi yang terdapat di darat yang tidak
tergenang air. Yang tergolong ekosistem vegetasi rawa adalah ekosistem
hutan mangrove di daerah pantai, ekosistem hutan rawa air tawar, dan
ekosistem hutan tepi sungai.
Hutan mangrove yang terdapat di tepi
pantai, yang air lautnya selalu tergenang saat air laut pasang naik.
Luasnya mencapai 4.250.000 ha dan tersebar diseluruh kepulauan di
Indonesia. Selain berfungsi untuk menjaga terjadinya abrasi (erosi air
laut), hutan bakau memiliki fungsi ekologi yang sangat penting. Biasanya
tumbuhan bakau menjadi sarang berbagai unggas atau tempat bertengger
burung-burung yang sedang mengadakan migrasi. Kotoran burung yang jatuh
ke dasar hutan menyuburkan air laut. Fitoplankton dan Zooplankton hidup
subur di daerah hutan mangrove. Oleh karenanya, perairan di sekitar
hutan mangrove memiliki banyak spesies organisme air, termasuk ikan.
Keadaan yang demikian sangat menguntungkan para nelayan.
Di
daerah pantai yang berbatasan dengan hutan mangrove terdapat ekosistem
hutan rawa air tawar. Di Kalimantan banyak terdapat ekosistem ini
karena genangan air tawar dapat mencapai daerah yang luas. Pohon-pohon
memiliki akarr lutut atau akar tunjang. Hutan ini lebat dan
pohon-pohonnya dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter.
Ekosistem
hutan tepi sungai banyak terdapat di sepanjang tepi sungai besar,
misalnya banyak terdapat di tepi sungai-sungai Sumatra, Kalimantan, dan
Irian Jaya. Pada musim penghujan sering digenangi air, dimusim kemarau
kering. Karenanya disebut sebagai vegetasi rawa musiman. Vegetasinya
berupa tumbuhan besar yang berkayu yang memiliki akar yang kuat.
2) Ekosistem Vegetasi Pegunungan
Ekosistem
vegetasi pegunungan bermacam-macam tergantung pada ketinggiannya
(elevasinya). Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi :
a) Vegetasi Hutan Pegunungan
Vegetasi
hutan pegunungan terdapat pada ketinggian 1500- 3.300 meter diatas
permukaan air laut. Cirinya, semakin tinggi elevasinya, semakin kecil
dan pendek vegetasinya, dan semakin rendah keanekaragamannya. Misalnya
ekosistem hutan pegunungan bawah pada elevasi 1000-2000 m dan ekosistem
hutan pegunungan atas yang terdapat pada elevasi 2500-3300 m. Di dalam
ekosistem hutan pegunungan atas yang lembab banyak dijumpai lumut,
anggrek dan tumbuhan epifit.
b) Vegetasi Padang Rumput Pegunungan
Padang
rumput pegunungan terdapat pada elevasi 3.200-3.600 m. Komunitasnya
terdiri dari rumput yang dapat mencapai 1 m tingginya. Contohnya adalah
padang rumput yang terdapat di pegunungan Irian Jaya.
c) Vegetasi Terbuka Lereng Berbatu
Vegetasinya
berupa rumput, tumbuhan paku, dan semak tertentu. Ekosistem ini
terdapat di lereng-lereng bukit batu kapur yang memiliki curah hujan
sedikit tetapi lembab.
d) Vegetasi Rawa Gambut
Vegetasinya
berupa perdu rawa gambut atau rumput yang menutupi tanah gambut.
Misalnya terdapat di Irian Jaya pada ketinggian 3.300-4.000 m atau di
Jawa pada ketinggian 2.000-3.500 m dari permukaan air laut.
(e) Vegetasi Danau
Vegetasi
danau banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi. Di Indonesia banyak
terdapat danau eutrofik, yakni danau yang kaya unsur hara dan ditumbuhi
oleh berbagai tumbuhan air. Jika tumbuhan air menutupi danau, maka
kegiatan pernapasan di malam hari akan menghabiskan oksigen. Akibatnya
banyak spesies ikan dan hewan air yang mati. Yang tertinggal adalah
ikan dan hewan air yang tahan terhadap kekurangan oksigen. Contohnya
adalah Danau Singkarak, dan Danau Meninjau.
(f) Vegetasi Alpin
Vegetasi
ini dijumpai didaerah yang memiliki elevasi diatas 4.000 m.
Vegetasinya rumput, lumut, dan lumut kerak.Podang lumut dikenal
sebagaitundra. Pada elevasi 4.100-4.200 m vegetasinya berupa lumut dan
lumut kerak. Pada elevasi 4.000-4.500 m vegetasinya berupa padang rumput
yang lebat dan padat.
3) Ekosistem Vegetasi Munson
Vegetasi
ini banyak dijumpai didaerah beriklim kering yang memiliki curah hujan
sedikit. Daerahnya meliputi wilayah pada elevasi 0-800 m. Misalnya hutan
munson yang terdapat di Jawa Timur bagian timur, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Irian Jaya. Ciri hutan munson
adalah pohon-pohonnya rendah, banyak cabang dan batangnya tidak lurus.
Contoh yang lain adalah savana. Vegetasinya berupa padang rumput yang
diselingi semak belukar. Savana terdapat di Nusa Tenggara Timur, Jawa
Timur dan Irian Jaya.
Ekosistem suksesi dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder. Ekosistem suksesi primer
adalah ekosistem yang tumbuh pada permukaan yang terbuka. Jadi
mula-mula vegetasinya kosong, hanya ada batuan, kemudian terjadi suksesi
dan tumbuh ekosistem baru. Contohnya pada suksesi yang terjadi di
krakatau. Ekosistem suksesi sekunder
adalah ekosistem yang tumbuh akibat ekosistem alami rusak. Jadi
ekosistem sekunder tidak dimulai dari kondisi yang kosong. Misalnya jika
hutan terbakar, akan muncul hutan belantara lagi setelah mengalami suksesi sekunder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar